Monitor
LED (Light Emitting Diode) memiliki
teknologi yang sama dengan LCD. Perbedaan secara fisik pada LED komputer
umumnya terletak pada bentuknya yang lebih ramping / tipis. Pada beberapa tipe
LED memiliki fungsi dan fitur yang lebih lengkap dibandingkan LCD, seperti
kemampuan digital touch screen, Digital TV internet, Digital TV tuner.
Sedangkan perbedaan secara umum antara LED dan LCD hanya terletak pada sistem
pencahayaannya yang menggunakan teknologi LED backlight. Berbeda dengan
LCD yang menggunakan CCFL Backlight (lampu neon berjenis
fluorescent), monitor LED mampu menghemat konsumsi listrik hingga 50 – 70%
dibandingkan dengan LCD dengan kemampuan menghasilkan gambar yang sangat tajam.
Kelebihan
Monitor LED
- Konsumsi listrik yang lebih hemat dibandingkan dengan LCD
- Kontras gambar yang sangat tajam hingga jutaan pixels
- Usia pemakaian LED lebih pajang
- Dimensi monitor yang sangat tipis
- Pencahayaan lebih baik dibandingkan LCD
Kekurangan
Monitor LED
- Harga lebih mahal dibandingkan LCD
- Layar LED yang lebih tipis cenderung lebih sensitif
Fakta-Fakta dari Monitor LED
- Kualitas warna gambar seni.
- Menghemat energy 40 persen dibandingkan televisi LCD dengan ukuran yang sama.
- Bebas merkuri dan desain yang sangat tipis sehingga ramah terhadap lingkungan karena tidak ada merkuri.
- Harga sekitar 20 hingga 30 persen lebih mahal.
- Tebal televise LED sekitar sepertiga tebal LCD dengan ukuran yang sama,
- Sedangkan bobotnya biasanya separuh dari LCD.
- Monitor LED menggunakan dioda memancarkan cahaya.
- Backlighting yang mempengaruhi kualitas gambar secara substansial dan cahaya ditumpahkan oleh LED menawarkan kualitas gambar yang superior dibandingkan dengan LCD.
- Layar LED memiliki waktu respon lebih cepat sebagai dibandingkan dengan LCD. LED dapat merespon dalam waktu kurang dari 0,01 ms.
- Monitor LED adalah pilihan yang lebih baik bagi pengguna gamers dan aplikasi grafis serta orang-orang yang menghabiskan waktunya berlama-lama di depan komputer desktop.
- Layar LED mampu menjadi lebih ramping dan ringan dibandingkan dengan monitor LCD.· Dari sudut pandang umur panjang, layar LED bisa menjalankan 100 ribu jam.
Cara Kerja Layar LED
·
Kita sudah tau bahwa LED adalah dioda, sehingga memiliki kutup (
polar ). Arah arus konvensional hanya dapat mengalir dari anoda ke
katoda. Dan bagaimana kita dapat membedakan kutup-kutupnya? Perhatikan
bahwa 2 kawat ( kaki ) pada LED memiliki panjang yang berbeda. Kawat
yang panjang adalah anoda sedangkan yang pendek adalah katoda.
Ada cara lain lagi, yaitu jika kamu melihat dari atas, kamu akan
mengetahui ada sisi yang datar. Sisi yang datar itu adalah katoda. Jika
kamu lihat ke dalamnya, kamu dapat membedakannya berdasarkan bentuk yang
terlihat.
Dan bagaimana dengan LED bertipe surface mount ( SMD )?
Prinsip kerjanya masih sama, hanya bentuknya saja yang berbeda. Ada
beberapa cara yang berbeda untuk menandai kutup dari LED SMD, Jadi cara
yang terbaik adalah mengecek pada datasheet.
Bagaimana dalam memilih resistor ?
Bagaimana dalam memilih resistor ?
Mengapa kamu memerlukan resistor yang dirangkai seri dengan LED? Karena
tidak ada pengatur kuat arusnya, LED akan terbakar jika tanpa
resistor. Arus menentukan seberapa terang sebuah LED. Lebih besar arus maka
lebih terang pula LED itu. Arus pada LED seharusnya sekitar 10 – 20 mA.
Ketika arus melewati sebuah LED, jatuh tegangan pada LED sekitar 1,6 V,
sebenarnya tergantung pada arus juga. Jadi begitulah gunanya sebuah
resistor. Kemudian, lihatlah datasheet sebuah LED. Lihatlah ke bawah sampai kamu melihat beberapa grafik.
Terlebih dahulu lihatlah grafik sebelah kanan. Pilihlah terang LED yang diinginkan dan pakailah grafik ini untuk menentukan arus yang diperlukan. Sebagai contoh, Kita memilih intensitas luminous ( tingkat terang gelap sebuah LED ) sebesar 1, diketahui bahwa arus sebesar 20 mA yang diperlukan.ini bearti bahwa arus 20 mA harus melewati LED untuk mendapatkan terangnya LED sebesar 1. Sekarang, kita dapat menghitung jatuh tegangan pada LED berdasarkan arus yang diketahui. Lihatlah grafik sebelah kiri pada 20 mA. Sekarang kamu tahu bahwa jatuh tegangannya sebesar 1,85 V. Ketahuilah bahwa jatuh tegangan pada LED tidak hanya sebuah fungsi dari arus, tetapi juga warna LED dan suhu (disebabkan perbedaan zat kimia pada LED ).
Warna Beda Potensial
Infrared 1,6 V
Merah 1,8 V – 2,1 V
Jingga 2,2 V
Kuning 2,4 V
Hijau 2,6 V
Biru 3,0 V – 3,5 V
Putih 3,0 V – 3,5 V
Ultraviolet 3,5 V
Kemudian, menentukan berapa tegangan yang digunakan untuk LED. Contohnya, jika kamu menggunakan regulator 5 V, bearti kamu menggunakan tegangan 5 V. Jika kamu menggunakan baterei 6 V, bearti tegangan yang digunakan 6 V.
Terakhir, Gunakan persamaan ini ( berdasarkan hukum Ohm, V = IR ) tegangan yang digunakan – jatuh tegangan )/ arus forward = nilai resistor 6 V – 1,85 V ) / 0,02 A = 207,5 ohms
LED tidak begitu sangat sensitif terhadap nilai resistor, Jadi jangan khawatir jika kamu harus menggunakan resistor dengan toleransi besar.
Sumber :
http://mithayoe.blogspot.com/2014/01/cara-kerja-monitor-lcd-led-crt-dan.html
http://dedenthea.wordpress.com/2013/06/18/mau-tahu-cara-kerja-monitor-lcd-led-dan-crt/
http://satrioriawan.wordpress.com/2010/11/08/cara-kerja-dan-perbedaan-monitor-lcdled-dan-crt/
·
0 komentar:
Post a Comment